WWW.TCMIRASANTIKA.COM - Kami ada pengalaman menarik dan pertama kali menemani seorang peneliti calon doktor yang studi desertasinya berjudul : pendidkan nilai dalam keluarga status ekonomi yang berbeda". Beliau kepala sekolah SMPN 2 Maros Dr. Jabaruddin Pasuloi M.Pd. Kami bersyukur di percaya menemani dan dimintai pendapat dalam penelitian beliau. Pengalaman yang langka bagi kami. Ada dua keluarga yang kami rekomendasikan. Satunya, keluarga ini punya tiga belas anak, yang semasa ia menikah di cemooh, diumpat dan di olok-olok, padahal yang mereka amalkan nilai-nilai agama pada saat acara walimah pernikahan. Tapi celaan orang dan hinaan mereka justru mendapatkan keberkaahan hidup dari Allah terbukti seiring perjalan waktu. Dari 13 orang anaknya sudah ada 5 yang hafidz Al-Qur'an.
Berikut kisahnya :
Saat kami menemani sang peneliti untuk wawancara korespondesi. Setiba dirumah yang sangat sederhana. Tidak ada perabot berupa mebel, kursi tamu. Tuan rumah dan kelurga yang di teliti itu, bernama pak Saleh menerima kami dengan ramah. Saat memulai bincang-bincang ada hal yang menggelitik. Ketika peneliti mohon kartu keluarga. Ada Kartu Keluarganya pak ? "iye ada". Ketika tuan rumah menyerahkan KK. Peneliti heran, dan bertanya, katanya 13 anaknya, kata pak hamka, sementara kami liat di kartu keluarga cuma sepuluh yang terdaftar. Tuan rumah, "he, he,he, tabe, ada dua lembar itu pak karena, tidak muat di kartasnya jadinya ada halaman kedua jadi jumlah kami semua sekeluarga 15 orang.
Hasil penelitian ini, menurut kami sangat baik untuk di terapkan di seluruh keluraga di indonesia dan di kabupaten maros khususnya, sebab di maros panelitian ini di lakasanakan dan ini merupakan hal yang baru. Diatara inti dan ilmu yang kami dapat dari penilitian keluarga ini adalah :
- Mereka semua menjunjung tinggi nilai-nilai agama, bahwa agamalah yang lebih utama dan pertama diraih. Pak Saleh hampir semua anaknya sekolah di darul huffadz tuju-tuju. Mahir bahasa inggris dan cekatan bahasa Arab, terutama hafidz Alqur'an.
- Keluarga ini, begitu kompak. Ibu, bapak dan anak-anaknya.
- Ada yang satu lagi, sebab kami sendiri yang wawancara, sebelum peneliti kami rekomendasikan, bahwa itu kelurga sukses mendidik anaknya.
Yaitu saat kami tanyakan. Apa yang membuat anak anda pintar-pintar pak saleh, bukan cuma agama tapi akademik juga, ada yang dapat beasiswa fisika di Universitas Negeri Makassar (UNM), LIPIA Jakarta, dan lainnya.
Jawab beliau ringkas dan padat. Sambil kami meniru ucapa beliau. “kami pak hamka, tidak kukasih makan keluarga kami jika tidak jelas asalnya. Maksudanya, kupastikan kehalalannya". ini intinya pak, sesuai dangan ayat Al Qur’an :
فَلْيَنْظُرِ الْإِنْسَانُ إِلَىٰ طَعَامِهِ
Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.
Jika kesuksesan dunia yang diraih kuluarga ini, ingin kita dapatkan. Rumusnya sederhana. Tirulah apa yang mereka lakukan. Niscaya dunia akhirat kita sukses
Penulis : Hamka Mahmud |
0 Komentar